Apa Itu Mad dan Macam-macamnya

Mad dan Qasr (panjang dan pendek)

Pengertian Mad adalah memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli). Mad terbagi menjadi dua bagian yaitu mad asli dan mad far’i (cabang).

Mad asli : bacaan Alquran yang cara bacanya dipanjangkan secara biasa yaitu 2 harakat saja. Silakan baca artikel berjudul apa itu mad asli atau mad tabii.

Mad far’I : yaitu mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli, dan disebabkan dengan hamzah atau sukun. Apabila terdapat hutuf mad atau huruf lin pasti ada bacaan mad (bacaan panjang) dan apabila tidak ada huruf mad atau lin tentu juga tidak aa bacaan mad ( bcaan panjang). 

Dan sebaliknya, apabila ada bacaan mad (bacaan panjanag) pasti ada huruf mad atau huruf lin dan tidak ada bacaan mad ( bacaan panjang, juga tidak terdapat huruf mad atau huruf lin. Mad far’I mempunyai dua jenis yaitu : 

Mad dengan sebab hamzah : yaitu apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah dan terletak di dalam satu kata. Panjangnya 4 harakat.  Dinamakan muttasil. 

contoh : QS. An-Nasr: 1


اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ
Mad dengan sebab yang bertentangan:

Mad Aridh Lissukun

Mad arid lisukun: mad arid lissukun adalah sukun yg baru datang karena waqof,yg berada setelah huruf mad/lin, atau setelah lin saja.

Maka jika kita masukan kalam dan mewasolkan pada kalimat yg berada setelahnya,mad itu mnjadi mad tabi'i, dan jika kita waqofkan pada huruf akhir dgn sukun dinamakan mad arid lissukun.

Panjang Mad Arid Li Sukun ada 3 wajah, 
  1. 6 harokat (thul),
  2. 4 harokat (tawashut),atau 
  3. dua harokat (qoshr) 
Contoh: QS. alfatihah: 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ,

Apabila berkumpulnya mad arid lisukun yang di dahului huruf laynn saja contoh: mad arid lisukun mendahulukan huruf mad dan lin contoh :ضبر Apabila terdapat mad arid lisukun dan lin contoh : اجمعين, dimana letak mad arid lebih awal mempunyai 6 aspek yaitu :

Apabila mad arid dibaca qasar (2 harakat), maka lin juga dibaca (2 harakat)

Apabila mad arid dibaca tawassut (4 harakat), maka lin boleh dibaca at-tawassut (4 harakat) atau al qasr (2 harakat)

apabila mad arid dibaca at-Tul (6 harakat),maka lin boleh dibaca at-Tul (6 harakat) atau at-Tawassut (4 harakat) atau al-Qasr(2 harakat).

Apabila lin dibaca al qasr (2 harakat0, maka mad arid boleh dibaca al-qasr 92 harakat) atau at-Tawassut (4 harakat) atau at-TUL (6 Harakat)

Apabila lin dibaca at-tawassut (4 harakat), maka mad arid boleh dibaca at-tawassut (4 harakat) atau at-Tul (6 harakat)

Apabila lin dibaca at-Tul (6 harakat ), maka mad arid juga di baca dengan at-Tul (6 harakat)

Dan itu terdapat di dalam 2 contoh dalam ayat al-qur’an yaitu :

QS. Asy-Syu'ara' Ayat 49 :

قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۚ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ السِّحْرَۚ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ەۗ لَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ اَجْمَعِيْنَۚ

Dia (Fir‘aun) berkata, “Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya.”

QS. Asy-Syu'ara' Ayat 50 :

قَالُوْا لَا ضَيْرَ ۖاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا مُنْقَلِبُوْنَ ۚ

Mereka berkata, “Tidak ada yang kami takutkan, karena kami akan kembali kepada Tuhan kami.

QS. Al-Baqarah Ayat 2 :

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Macam-macam yang di panjangkan

Mad Thobi’I : yang memanjangkan 2 harakat dan disertakannya.

Mad iwad : apabila ada huruf mad “alif” yang menjadi pengganti fathah tanwin ketika waqaf, dengan syarat yang di tanwin. Contoh : QS. Al-Baqarah Ayat 2

وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ

(Di baca ) wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā

“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”

Mad badal : apabila ada huruf mad yang sebelumnya berupa hamzah, dan sesudahnya tidak diikuti hamzah. Contoh :

اٰدم، اٰزر، إيمان، اٰمنوا aslinya أأدم، أأزر، إئمان، أأمنوا

Penyebab disebutnya mad badal adalah pada umumnya huruf mad nya berasal dari hamzah mati yang di ibdalkan. Mad badal mempunyai 3 aspek yakni :
  1. Al qasr : dua harakat dengan taqlil dan fatah
  2. At tawassut : empat harakat dengan taqlil saja
  3. At-tul : enam harakat dengn fatah dan taqlil
Mad shilah : Mad Shilah adalah hukum tajwid dimana jika terdapat ha' kinayah diantara dua huruf berharokat (sebelum dan sesudah huruf ha' dan bukan sukun) maka harus dibaca mad atau panjang. ... yaitu jika huruf setelah ha' kinayah adalah huruf selain hamzah maka dibaca panjang 2 harokat. Contoh 

QS. Asy-Syura Ayat 27

۞ وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ

Dan sekiranya melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.

Catatan :

Mad tamkin : yaitu apabila berhimpun 2 ya, yaitu ya pertama bertasydid dan berbaris kasrah, dan yang ke dua mati (sukun). Contoh :

QS. Al-Baqarah Ayat 61 : النّبيين

dand dengan sebab hamzah : dipanjangkan nya 4 harakat terdapat dua jenis yaitu :

Mad wajib muttasil


Mad jaiz munfasil


Mad dengan sebab sukun : di panjangkan 6 harakat terdiri dari 2 macam yaitu :

Mad dengan sebab sukun al lazim : wajib di panjangkan 6 harakat yaitu ada 4 macam :

Mad lazim mukhofaf kilmi : ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli dan terletak dalam satu kata. Contoh : ءآلان (Q.S Yunus 91)

Mkna lazim : wajib panjang

Makna mukhofaf : tidak bertasydid setelahnya

Makna kilmi :terletak di dalam kalimat bukan di dalam huruf

Mad lazim mukhofaf harfi : ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli yang tidak di idghomkan, yaitu terdapat pada huruf hijaiyah yang menjadi awal surah (fawatihus suwar). Contoh : صادق والقرآن ( Q.S Sad 1)

Makna harfi : terletak di huruf bukan di dalam kalimat

Mad lazim mutsaqol kilmi : ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf bertasydid dan terletak dalam satu kata. Contoh : الضّآلّين ( Q.S alfatihah 7)

Mad farqi : bacaan panjang yang terjadi karena terdapat mad badal yang bertemu dengan huruf yang bertasydid. Hukum disebut bacaan mad farqi adalah apabila ada mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam dua kalimat atau lain kalimat. Contoh : QS. An-Naml Ayat 59

قُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَسَلٰمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰىۗ ءٰۤاللّٰهُ خَيْرٌ اَمَّا يُشْرِكُوْنَ ۔

mad lazim mutsaqol harfi : ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf mati (sukun) asli yang di idghomkan, yaitu terdapat pada huruf hijaiyah yang menjadi fawatihus suwar ( awal surah ). Contoh : الم dibaca Alif lam mim

lam : alif mad lazim mutsaqol harfi karna mim yang di dengungkan dengan yang jatuh setelah mim.

Mim : ya mad lazim mukhofaf harfi, karna huruf yang setelahnya ya tidak bertasydid.

Mad dengan seba sukun yang bertentangan : apabila terdapat sebelum huruf yang akhir dari kalimat huruf mad. Terbagi menjai dua macam :

Mad arid lisukun : ialah apabila ada huruf mad, sesudahnya berupa huruf mati (sukun)tidak asli/aridh (terjadinya huruf mati tidak asli, disebabkan adanya peristiwa waqaf). Di panjangkan 6 harakat yaitu : 2 harakat, 4 harakat dan 6 harakat. Contoh : نستعين (Q.S Al Fatihah 4)

Mad lin : ialah apabila ada huruf lin, sesudahnya berupa huruf mati/sukun tidak asli (ket. Baik berupa huruf hamzah maupun bukan ) yang disebabkan waqaf. Huruf nya ada 2 yaitu wau dan ya. Panjangnya 2 harakat, 4 harakat dan 6 harakat. Contoh : QS Al Quraisy 1-4


لِإِيْلٰفِ قُرَيْشٍ,إِلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ, فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ, الَّذِىٓ أَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ وَءَامَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ

Post a Comment for "Apa Itu Mad dan Macam-macamnya"